Senin, 13 Agustus 2012

kedua

Aku menemui ibu di kamar rumah sakit itu. Ia tertidur. Seharusnya aku memaksa ibu tinggal dengan seorang pembantu, biar tidak perlu pergi ke pasar lagi, tak perlu membereskan rumah itu sendiri , ah aku menyesal.

"Ibu harus bahagia.. tidak boleh sakit seperti ini lagi. Ibu membuat ku panik..."aku bergumam tertunduk.

"ari..." Suara lemah ibu mengagetkanku. "ibu selalu bahagia. Tapi bukan karena materi yang engkau berikan pada ibu.."

Aku terhenyak. Bagaimana mungkin ibu tidak merasa bahagia tinggal di rumah nyaman itu? Ah ibu jangan membuat hasil keringatku ini sia-sia. Aku menatap ibu tak mengerti.



"kebahagiaan adalah cerminan rasa syukur anakku..semakin kau bersyukur maka kebahagiaan itu akan semakin nyata." lalu ibu tersenyum tulus. Senyuman yang telah lama aku lupakan.. Senyuman yang jarang ibu perlihatkan lagi padaku. Ah ibu, teruslah senyum
seperti itu.

"ibu selalu bahagia untukmu nak.. Melihatmu tersenyum bangga karena usaha dan kerja keras mu terbayar sudah saat ini.. Ibu bahagia melihatnya . .." ibu terdiam lalu menerawang jauh. "ibu kesepian.. Tak ada lagi ari yang mencium tangan ibu. Tak ada lagi ari yang bercerita tentang teman-temannya. Ari anak ibu yang lucu..."sekarang senyum menggoda ibu yang keluar . Ah ibu,aku kan bukan anak kecil lagi. Tapi, tidakkah ibu iri dengan tetangga sebelah rumah yang punya banyak sekali barang, rumah besar?

sepertinya ibu mengerti jalan pikiranku.

Tidak ada komentar: