mau share lagi tugas kuliah saya, silahkan di cermati dan mungkin di komentari :) sebenarnya saya cuma ingin berbagi mungkin bisa bermanfaat. cheeeers ;) kali ini mengenai TQM dan 6sigma apa ya itu? sok mangga di baca dan di simpulkan sendiri :p
Abstrak— Seiring dengan
berkembangnya teknologi dan industri, banyak perusahaan yan ng mulai memahami
akan pentingya menjaga kualitas sebuah produk untuk memaksimalkan keuntungan
dan menjaga nama baik dari sebuah perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan
untuk meningkatkan manajemen kontrol kualitas, terkenal dengan TQM. Sedangkan
alat untuk mencapai TQM yang optimal adalah dengan menggunakan 6sigma. Sering
kali, terjadi kesalahapahaman tentang perbedaan antara kedua hal tersebut.
Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari TQM dan 6sigma serta
perbedaan antar keduanya.
Kata kunci- TQM, six sigma
I.
Sejarah TQM
TQM atau Total Quality Management, merupakan perkembangan dari tiga stage yaitu inspeksi kualitas, kontrol
kualitas dan quality assurance. Konsep
TQM sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1940an, namun perkembangan TQM yang
sangat berdampak pada proses TQM selanjutnya terjadi di Jepang, Pada tahun
1940an, perindustrian di Jepang turun drastis dan bereputasi produk imitasi. Sehingga Jepang meminta bantuan
kepada tiga orang ahli atau guru
yakin Joseph Juran, Edward Deming dan Armand V.Feigenbaum.
Edward Deming membahas mengenai pentingnya pengendalian mutu adalah
proses penting dalam bidang engineer
ataau perekayasaan produk, selain itu buruknya kualitas bukan sepenuhnya salah
pekerja, melainkan perambatan kesalahan dari proses dan sistem yang
dilaksanakan saat produksi. Sehingga munculah suatu ide bahwa kontrol kualitas
merupakan tanggung jawab dari seluruh karyawan dan manager.Terdapat 14 poin
penting yang disampaikan untuk managemen:
- 1. Membuat tujuan yang konsisten untuk keperluan peningkatan (improvement).
- 2. Adopsi filosofi baru.
- 3. Hindari ketergantungan terhadap inspeksi untuk menjaga kualitas.
- 4. Akhiri melakukan bisnis berdasarkan harga.
- 5. Melakukan peningkatan secara konsisten dan berkesinambungan untuk kualitas produk dan pelayanan.
- 6. Membuat suatu lembaga pelatihan di tempat kerja.
- 7. Membuat suatu lembaga untuk supervisi dan kepemimpinan.
- 8. Hilangkan rasa takut.
- 9. Hancurkan penghalang yang ada antar departemen.
- 10. Hindari atau mengurangi desakan-desakan kepada karyawan untuk mencapai target.
- 11. Hilangkan bekerja berdasarkan standar kerja dan hitungan quota, diganti dengan hal yang bersifat kepemimpinan.
- 12. Menghilangkan hambatan dengan memberikan penghargaan terhadap dedikasi para pekerja.
- 13. Membuat suatu program yang kuat mengenai pendidikan dan pelatihan untuk semua orang.
- 14. Membuat suatu struktur yang berada di tingkat managemen paling atas, yang dapat melakukan ke 13 poin sebelumnya setiap hari.
Joseph Juran memfokuskan pada definisi dari kualitas dan harga dari
kualitas tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian dengan kebutuhan dibandingkan
kesesuaian dengan spesifikasi. Maksudnya adalah mendapatkan perhatian dari
pengguna atau costumer , dibandingkan
berfokus pada spesifikasi teknik. Hal ini terkait dengan tujuan awal produksi
dan industry membuat produk yang disukai pasar atau dapat digunakan. Ada tiga
hal penting yang ditekankan oleh Juran yang terkenal dengan nama Juran Trilogy yaitu: quality planning, quality control, dan quality improvement.
a.
Perencanaan kualitas (quality
planning) adalah suatu cara untuk membuat perencanaan penjagaan mutu kualitas
dengan cara mengidentifikasi tujuan kualitas yang ingin dicapai, kebutuhan
pengguna, dan melakukan persiapan produksi untuk meningkatkan fitur dari produk
sesuai dengan keinginan pengguna.
b.
Kontrol kualitas (quality control) digunakan
untuk mengevaluasi jalannya produksi dan membandingkan produksi yang sedang
berjalan dengan tujuan kualitas.
c.
Peningkatan kualitas (quality
improvement) digunakan dengan melihat kebutuhan pengguna, menentukan
infrastruktur untuk peningkatan kualitas, mengidentifikasi hal-hal yang
dibutuhkan untuk peningkatan kualitas, dan menyediakan pelatihan, motivasi,
sarana pendukung untuk tim yang bekerja. Peningkatan
kualitas ini harus dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan.
Armand V.Feigenbaum memperkenalkan konsep total kualitas kontrol atau Total Quality Control (TQC). Pendekatan
kualitas dilakukan dengan memperhatikan keseluruhan sistem yang ada pada
tahapan produksi. Hal ini berarti semua pihak baik manajemen maupun karyawan
bertanggung jawab atas kualitas produk dan setiap orang saling belajar dari
kesuksesan antar pegawai tersebut. Hal
ini yang selanjutnya di jadikan dasar dalam pelaksanaan TQC di Jepang.
Selain ketiga orang diatas, terdapat juga Philip B. Crosby (1982) yang
memperkenalkan TQM atau Total Quality
Management. Frase terkenal dari Crosby adalah “quality is free”. Menekankan pada peranan manajemen dalam
peningkatan kualitas dan menggunakan statistik dalam memonitor jalannya
produksi. Beliau juga memperkenalkan empat absolut
mengenai proses peningkatan kualitas yakni:
1.
Definisi
dari kualitas: sesuai dengan spesifikasi.
2.
Sistem
kualitas: pencegahan
3.
Standar
kualitas: zero defects
4.
Pengukuran
kualitas: harga
Tokoh lain yang berpengaruh dalam TQM ini adalah Kaoru Ishikawa, memperkenalkan diagram cause and effect yang
menggambarkan potensi yang menyebabkan permasalahan kualitas dari bagian-bagian
yang ada di produksi, seperti mesin, material yang digunakan dan sebagainya.
Tokoh terakhir yang turut memberikan ide mengenai TQM adalah Genichi
Taguchi. Menurutnya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dapat dilakukan
pada tahap desain. Keunggulan dari suatu produk selain dari pemenuhan
spesifikasi teknik, dan memenuhi kebutuhan pengguna, namun harus memiliki
tambahan dalam sisi desain. Selain itu peningkatan pada tahap desain tidak
memerlukan banyak biaya jika akan dilakukan perubahan, dibandingkan dengan
pengubahan ketika produksi selesai dilakukan.
II.
Definisi TQM
TQM merupakan
kepanjangan dari Total Quality
Management. Jika diartikan secara langsung maka, TQM merupakan bentuk
manajemen untuk kualitas secara total. Sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan
kualitas mulai dari pihak yang berada di bagian paling bawah perusahaan hingga
struktur paling atas perusahaan tersebut. Tidak jauh berbeda, Dale (1999)
mendefinisikan TQM sebagai ”a management
approach of an organization, centred on quality, based on the participation of
all its members and aiming at long-sterm success through customer satisfaction,
and benefits to all members of the organisation and to society.”
Dari piramida
tersebut diketahui terdapat lima prinsip utama dalam melaksanakan TQM yakni:
aa. Manajemen komitmen berupa kepemimpinan.
Kepemimpinan
merupakan faktor penting dalam pelaksanaan TQM. Seperti diketahui kepemimpinan
memberikan aspek dalam berlangsungnya suatu kegiatan. Pemimpin yang baik akan
memberikan keputusan-keputusan tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan
mutu kualitas suatu barang. Seorang pemimpin juga harus tanggap terhadap
perubahan yang mungkin terjadi dalam proses produksi hingga produk tersebut
sampai ke tangan konsumen.
bb. Fokus pada konsumen dan pegawai
Konsumen dan
pegawai merupakan dua faktor yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah
perusahaan. Sehingga tidak hanya kebutuhan dari konsumen yang diperhatikan
namun kebutuhan pegawai juga harus diperhatikan. Pegawai secara tidak langsung
merupakan ’wajah’ dari perusahaan, terutama ketika melayani pelanggan atau
konsumen. Jika pelayanan tidak dilakukan dengan baik, maka secara tidak
langsung citra dari perusahaan tersebut menjadi buruk.
c c. Fokus pada fakta
Pengetahuan
perusahaan mengenai tingkat kepuasan dan kebutuhan untuk pelanggan juga
merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas. Meskipun perusahaan
sudah membuat suatu bentuk kualitas yang sangat tinggi, dan produk yang
dihasilkan cemerlang, tetap tidak menutup kemungkinan produk tersebut tidak
disukai oleh pasar. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan
perusahaan mengenai apa yang dibutuhkan oleh konsumen saat ini atau konsumen di
daerah tersebut. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat
kepuasan konsumen, seperti penyebaran kuesioner, dan laku atau tidaknya produk
tersebut di pasaran.
d.d. Peningkatan yang berkelanjutan
Terdapat dua jenis
peningkatan kualitas berkelanjutan yakni dari dalam atau internal dan dari luar
atau eksternal. Internal merupakan penggunaan bahan-bahan dalam melakukan
produksi, sehingga hasil keuntungan dapat lebih besar. Sedangkan eksternal
merupakan bentuk peningkatan untuk proses produk dan pemasaran dari produk
tersebut.
e. Partisipasi semua orang.
Mungkin sulit
untukmelakukan hal ini namun pada dasarnya pelaksanaanTQM merupakan proses.
Sehingga dibutuhkan partisipasi peningkatan kualitasdari setiaporang. Hal ini
dapat dimulai dengan peningkatan skill pegawai
dengan training. Setiap bagian
organisasi juga harus memiliki pengetahuan yang sama tentang produk yang
dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Komponen dari
sistem TQM adalah menurut Kanji, et al (1993) terdiri dari key isues, visi, misi, strategi dan nilai. Key issues merupakan isu-isu untuk mencapai kualitas yang
diinginkan, khususnya untuk para konsumen, dimana konsumen mendapatkan
kebutuhannya dan sesuai dengan ekspektasinya. Visi merupakan komitmen yang
diberikan perusahaan tersebut kepada para konsumen. Misi merupakan gambaran
masa depan yang ingin dicapai. Strategi merupakan cara-cara yang disiapkan
untuk mengeksekusi mis tersebut. Sedangkan nilai adalah besaran untuk
mengetahui kualitas yang tercapai. Siklus yang
terkenal dalam melaksanakan TQM
adalah plan, do, act dan check, atau terkenal juga dengan sebutan
PDCA.
III.
Sejarah SIx Sigma
Six sigma atau sering
disebut juga 6Sigma merupakan suatu bentuk alternatif lain dari TQM. Beberapa
perusahaan merasa kurang cocok untuk menggunakan TQM. Sehingga munculnya 6sigma
menjadi pilihan untuk meningkatkan kualitas sebuah produk. Istilah 6sigma ini
mulai terkenal pada tahun 1980an oleh perusahaan Motorola.Robert Galvin, CEO
Motorola, menyadari kepentingan dari bekerja secara sistematis dengan reduksi
variansi seperti yang dilakukan Jepang dalam suatu periode panjang (Bergman and
Klefsjö, 2003). Bill Smith sebagai salah satu dari insinyur di Motorola,
menganggap bahwa salah satu faktor penting dalam peningkatan keuntungan adalah
kualitas itu sendiri. Motorola juga menyadari bahwa perbedaan yang mendasar
antara perusahaan tersebut dengan perusahaan yang ada di Jepang adalah besarnya
biaya produksi dan kepuasan konsumen bukan merupakan tujuan utama dari
perusahaan. Sehingga dibuatlah six sigma untuk
keperluan penurunan dari biaya produksi dan peningkatan produk, hal tersebut
dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik. Dengan mengimplementasikan 6sigma
perusahaan Motorola memperoleh penghargaan berupa America’s Malcolm Baldrige
National Quality pada tahun 1988. Keuntungan yang didapat perusahaan Motorola
yang dilaporkan pada tahun 1991 adalah USD 700 juta (Bergman and Klefsjö, 2003). Contoh lain dari penggunaan 6sigma
adalah perusahaan mobil Volvo di Swedia, yang menyatakan keuntungan yang
didapat setelah mengimplementasikan 6sigma program adalah sebesar 55 juta Euro
untuk tahun 2000 dan 2002 (Magnusson et al., 2003).
IV.
Definisi Six Sigma
Seperti diketahui sigma dalam statistik merupakan
bentuk dari suatu standar deviasi. Sehingga six sigma dapat diartikan hasil
dari proses mendekati nilai enam dikalikan dengan sigma.
Sigma menunjukkan nilai dari DPMO atau Defectives Per Million Opportunities, jika diartikan adalah nilai
kerusakan atau defect ayng mungkin
muncul dalam satu juta kemungkinan atau produk. Pengertian mengenai 6sigma yang lain adalah sebagai berikut:
-
Menurut Snee (2004)
Six sigma merupakan
peningkatan dari pendekatan bisnis untuk menccari dan mengeliminasi penyebab
kesalahan atau defects dalam proses
bisnis dengan memfokuskan pada hasil akhir proses, untuk kepentingan konsumen
atau pelanggan.
-
Menruut McAdam dan Evan (2004)
Six sigma adalah
sebuah filosofi dari manajemen yang berguna dan sautu metodelogi untuk pemecahan masalah, namun
bukan sistem manajemen yang menyeluruh.
-
Menurut Breyfogle et al., (2001)
Six sigma di desain
untuk mengubah budaya dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan
meningkatkan keseluruhan aspek dalam suatu kegiatan bisnis.
-Menurut Pearson (2001)
Six sigma merupakan
sebuah program yang mengkombinasikan perhitungan statistik paling efektif dan
metode non statistik untuk melakukan bisnis secara keseluruhan.
Dari beberapa definisi tersebut,dapat dikatakan bahwa six sigma (SS) merupakan salah satu
metode statistik yang digunakan untuk meningkatkan produksi, terkadang SS
digunakan dengan cara mengkombinasikan antara metode statistik dan non
statistik untuk keseluruhan proses bisnis, dengan tujuan untuk meningkatkan
kepuasan dari pelanggan.
Dalam buku What
is 6 Sigma, karya Pete Pande dan Larry Holpp pengertian dari 6sigma secara
umum dibagi tiga yakni :
a.
Pengukuran secara statistik dari sebuah proses atau
produk
Seperti dijelaskan sebelumnya SS merupakan bentuk skala
statistik. Hal ini dapat digunakan untuk pengukuran tingkat kekonsitenan dari
sebuah proses dan perbandingan antara proses satu dengan proses yang lainnya.
Dengan adanya SS maka dapat dilakukan penilaian tentang proses produksi yang
terjadi.
b.
Target dari peningkatan performance.
SS juga dapat digunakan sebagai target dalam
peningkatan produksi. Dalam proses
produksi dalam jumlah besar, kemungkinan terjadinya kecacatan dalam produk juga
semakin besar. SS berfungsi sebagai target seberapa banyak produk yang boleh
terjadi, yang ditujukan dengan DPMO.
jika perusahaan menggunakan tingkat sigma sebesar 6,
hanya tiga unit produksi yang boleh memiliki kecacatan dalam satu juta unit
yang diproduksi. Dengan kata lain level produk yang diterima adalah 99.9997%.
c.
Six Sigma sebagai
sebuah sistem manajemen
Manajer yang memimpin perusahaan atau bisnis dapat
menggunakan SS sebagai sebuah sistem , yakni mulai dari awal melakukan bisnis,
proses hingga hasil yang didapatkan.
V.
Metode
DMAIC
Jika TQM memilki PDCA, maka SS memilki suatu metode
yang terkenal dengan sebutan DMAIC. Dapat dikatakan bahwa DMAIC merupakan
perkembangan dari PDCA. Komponen-komponen penyusun metode ini adalah: define, measure, anlyze, improve, dan control.
-
Define
Merupakan pencarian atas hal-hal yang dibutuhkan oleh
konsumen dan tujuan yang ingin dicapai. Peningkatan apa yang dapat menjadi
tumpuan dalam meyediakan kebutuhan konsumen tersebut.
-
Measure
Atribut apa saja yang harus di perhatikan untuk
keperluan peningkatan dan proses produksi yang dilakukan.
-
Analyze
Menganalisis hasil pencarian tersebut dan
kemungkinan-kemungkinan lain untuk ditingkatkan.
-
Improve
Melakukan peningkatan pross produksi untuk hal-hal
yang harus ditingkatkan dengan tujuan mendapatkan hasil produksi yang lebih
baik lagi.
-
Control
Merupakan proses pengaturan hal-hal terkait dengan produksi.
VI.
Kesimpulan
Dari penjabaran diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa pada dasarnya six sigma merupakan bentuk dari
pengembangan TQM. Namun dengan adanya six
sigma penilaian terhadap apakah suatu barang atau produk yang dihasilkan
oleh perusahaan berkualitas atau tidak. Karena menggunakan suatu besaran
statistik. Hal ini juga membantu perusahaan untuk mengukur kemampuan
peningkatan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan.
Referensi
[1] Jens J.
Dahlgaard, Kai Kristensen and Gopal K. Kanji. 2002. Fundamental of QualityManagement. Taylor & Francis: New York.
[2] Pete Pande
dan Larry Holpp. 2002. What is 6 Sigma. The
McGraw-Hill Companies
[3] Klefsjö, B., Bergquist, B. and
Edgeman, RL. (xxxx) ‘ Six sigma and Total Quality Management: different day,
same sout?’, Int. J. Six Sigma and
Competitive Advantage, Vol. X, No.x, pp.xxx-xxx.
[4] Srephen George and Arnold
Wimerskirch.1994. Total Quality Management: strategies and techniques proven
at today’s most sucessful companies, Second Edition. California: Sage
Publication, page. 73John Wiley & sons, inc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar