Sabtu, 08 Desember 2012

TQM dan 6sigma


mau share lagi tugas kuliah saya, silahkan di cermati dan mungkin di komentari :) sebenarnya saya cuma ingin berbagi mungkin bisa bermanfaat. cheeeers ;) kali ini mengenai TQM dan 6sigma apa ya itu? sok mangga di baca dan di simpulkan sendiri :p


Abstrak— Seiring dengan berkembangnya teknologi dan industri, banyak perusahaan yan ng mulai memahami akan pentingya menjaga kualitas sebuah produk untuk memaksimalkan keuntungan dan menjaga nama baik dari sebuah perusahaan. Hal ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan manajemen kontrol kualitas, terkenal dengan TQM. Sedangkan alat untuk mencapai TQM yang optimal adalah dengan menggunakan 6sigma. Sering kali, terjadi kesalahapahaman tentang perbedaan antara kedua hal tersebut. Dalam tulisan ini akan dijelaskan mengenai pengertian dari TQM dan 6sigma serta perbedaan antar keduanya. 
Kata kunci- TQM, six sigma
  I.          Sejarah TQM
TQM atau Total Quality Management, merupakan perkembangan dari tiga stage yaitu inspeksi kualitas, kontrol kualitas dan quality assurance. Konsep TQM sebenarnya sudah muncul sejak tahun 1940an, namun perkembangan TQM yang sangat berdampak pada proses TQM selanjutnya terjadi di Jepang, Pada tahun 1940an, perindustrian di Jepang turun drastis dan bereputasi produk imitasi. Sehingga Jepang meminta bantuan kepada tiga orang ahli atau guru yakin Joseph Juran, Edward Deming dan Armand V.Feigenbaum.



Edward Deming membahas mengenai pentingnya pengendalian mutu adalah proses penting dalam bidang engineer ataau perekayasaan produk, selain itu buruknya kualitas bukan sepenuhnya salah pekerja, melainkan perambatan kesalahan dari proses dan sistem yang dilaksanakan saat produksi. Sehingga munculah suatu ide bahwa kontrol kualitas merupakan tanggung jawab dari seluruh karyawan dan manager.Terdapat 14 poin penting yang disampaikan untuk managemen:


  1. 1.      Membuat tujuan yang konsisten untuk keperluan peningkatan (improvement).
  2. 2.      Adopsi filosofi baru.
  3. 3.      Hindari ketergantungan terhadap inspeksi untuk menjaga kualitas.
  4. 4.      Akhiri melakukan bisnis berdasarkan harga.
  5. 5.      Melakukan peningkatan secara konsisten dan berkesinambungan untuk kualitas produk dan pelayanan.
  6. 6.      Membuat suatu lembaga pelatihan di tempat kerja.
  7. 7.       Membuat suatu lembaga untuk supervisi dan kepemimpinan.
  8. 8.      Hilangkan rasa takut.
  9. 9.      Hancurkan penghalang yang ada antar departemen.
  10. 10.  Hindari atau mengurangi desakan-desakan kepada karyawan untuk mencapai target.
  11. 11.  Hilangkan bekerja berdasarkan standar kerja dan hitungan quota, diganti dengan hal yang bersifat kepemimpinan.
  12. 12.  Menghilangkan hambatan dengan memberikan penghargaan terhadap dedikasi para pekerja.
  13. 13.  Membuat suatu program yang kuat mengenai pendidikan dan pelatihan untuk semua orang.
  14. 14.  Membuat suatu struktur yang berada di tingkat managemen paling atas, yang dapat melakukan ke 13 poin sebelumnya setiap hari.


Joseph Juran memfokuskan pada definisi dari kualitas dan harga dari kualitas tersebut. Kualitas merupakan kesesuaian dengan kebutuhan dibandingkan kesesuaian dengan spesifikasi. Maksudnya adalah mendapatkan perhatian dari pengguna atau costumer , dibandingkan berfokus pada spesifikasi teknik. Hal ini terkait dengan tujuan awal produksi dan industry membuat produk yang disukai pasar atau dapat digunakan. Ada tiga hal penting yang ditekankan oleh Juran yang terkenal dengan nama Juran Trilogy yaitu: quality planning, quality control, dan quality improvement.


a.       Perencanaan kualitas (quality planning) adalah suatu cara untuk membuat perencanaan penjagaan mutu kualitas dengan cara mengidentifikasi tujuan kualitas yang ingin dicapai, kebutuhan pengguna, dan melakukan persiapan produksi untuk meningkatkan fitur dari produk sesuai dengan keinginan pengguna.
b.      Kontrol kualitas (quality control) digunakan untuk mengevaluasi jalannya produksi dan membandingkan produksi yang sedang berjalan dengan tujuan kualitas. 
c.       Peningkatan kualitas (quality improvement) digunakan dengan melihat kebutuhan pengguna, menentukan infrastruktur untuk peningkatan kualitas, mengidentifikasi hal-hal yang dibutuhkan untuk peningkatan kualitas, dan menyediakan pelatihan, motivasi, sarana pendukung untuk tim yang bekerja. Peningkatan kualitas ini harus dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan.
Armand V.Feigenbaum memperkenalkan konsep total kualitas kontrol atau Total Quality Control (TQC). Pendekatan kualitas dilakukan dengan memperhatikan keseluruhan sistem yang ada pada tahapan produksi. Hal ini berarti semua pihak baik manajemen maupun karyawan bertanggung jawab atas kualitas produk dan setiap orang saling belajar dari kesuksesan antar pegawai tersebut.  Hal ini yang selanjutnya di jadikan dasar dalam pelaksanaan TQC di Jepang.



Selain ketiga orang diatas, terdapat juga Philip B. Crosby (1982) yang memperkenalkan TQM atau Total Quality Management. Frase terkenal dari Crosby adalah “quality is free”. Menekankan pada peranan manajemen dalam peningkatan kualitas dan menggunakan statistik dalam memonitor jalannya produksi. Beliau juga memperkenalkan empat absolut mengenai proses peningkatan kualitas yakni:


1.      Definisi dari kualitas: sesuai dengan spesifikasi.
2.      Sistem kualitas: pencegahan
3.      Standar kualitas: zero defects
4.      Pengukuran kualitas: harga


Tokoh lain yang berpengaruh dalam TQM ini adalah Kaoru Ishikawa, memperkenalkan diagram cause and effect yang menggambarkan potensi yang menyebabkan permasalahan kualitas dari bagian-bagian yang ada di produksi, seperti mesin, material yang digunakan dan sebagainya.

Tokoh terakhir yang turut memberikan ide mengenai TQM adalah Genichi Taguchi. Menurutnya untuk menjaga dan meningkatkan kualitas dapat dilakukan pada tahap desain. Keunggulan dari suatu produk selain dari pemenuhan spesifikasi teknik, dan memenuhi kebutuhan pengguna, namun harus memiliki tambahan dalam sisi desain. Selain itu peningkatan pada tahap desain tidak memerlukan banyak biaya jika akan dilakukan perubahan, dibandingkan dengan pengubahan ketika produksi selesai dilakukan.

II.        Definisi TQM
TQM merupakan kepanjangan dari Total Quality Management. Jika diartikan secara langsung maka, TQM merupakan bentuk manajemen untuk kualitas secara total. Sehingga dalam pelaksanaannya diperlukan kualitas mulai dari pihak yang berada di bagian paling bawah perusahaan hingga struktur paling atas perusahaan tersebut. Tidak jauh berbeda, Dale (1999) mendefinisikan TQM sebagai ”a management approach of an organization, centred on quality, based on the participation of all its members and aiming at long-sterm success through customer satisfaction, and benefits to all members of the organisation and to society.”

Dari piramida tersebut diketahui terdapat lima prinsip utama dalam melaksanakan TQM yakni:
aa.   Manajemen komitmen berupa kepemimpinan.
Kepemimpinan merupakan faktor penting dalam pelaksanaan TQM. Seperti diketahui kepemimpinan memberikan aspek dalam berlangsungnya suatu kegiatan. Pemimpin yang baik akan memberikan keputusan-keputusan tepat untuk mempertahankan atau meningkatkan mutu kualitas suatu barang. Seorang pemimpin juga harus tanggap terhadap perubahan yang mungkin terjadi dalam proses produksi hingga produk tersebut sampai ke tangan konsumen.

bb.   Fokus pada konsumen dan pegawai
Konsumen dan pegawai merupakan dua faktor yang tidak dapat dilepaskan dari sebuah perusahaan. Sehingga tidak hanya kebutuhan dari konsumen yang diperhatikan namun kebutuhan pegawai juga harus diperhatikan. Pegawai secara tidak langsung merupakan ’wajah’ dari perusahaan, terutama ketika melayani pelanggan atau konsumen. Jika pelayanan tidak dilakukan dengan baik, maka secara tidak langsung citra dari perusahaan tersebut menjadi buruk.

c  c.     Fokus pada fakta
Pengetahuan perusahaan mengenai tingkat kepuasan dan kebutuhan untuk pelanggan juga merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kualitas. Meskipun perusahaan sudah membuat suatu bentuk kualitas yang sangat tinggi, dan produk yang dihasilkan cemerlang, tetap tidak menutup kemungkinan produk tersebut tidak disukai oleh pasar. Hal ini bisa saja disebabkan oleh kurangnya pengetahuan perusahaan mengenai apa yang dibutuhkan oleh konsumen saat ini atau konsumen di daerah tersebut. Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengetahui tingkat kepuasan konsumen, seperti penyebaran kuesioner, dan laku atau tidaknya produk tersebut di pasaran.

d.d.  Peningkatan yang berkelanjutan
Terdapat dua jenis peningkatan kualitas berkelanjutan yakni dari dalam atau internal dan dari luar atau eksternal. Internal merupakan penggunaan bahan-bahan dalam melakukan produksi, sehingga hasil keuntungan dapat lebih besar. Sedangkan eksternal merupakan bentuk peningkatan untuk proses produk dan pemasaran dari produk tersebut.  

 e.     Partisipasi semua orang.
Mungkin sulit untukmelakukan hal ini namun pada dasarnya pelaksanaanTQM merupakan proses. Sehingga dibutuhkan partisipasi peningkatan kualitasdari setiaporang. Hal ini dapat dimulai dengan peningkatan skill pegawai dengan training. Setiap bagian organisasi juga harus memiliki pengetahuan yang sama tentang produk yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
Komponen dari sistem TQM adalah menurut Kanji, et al (1993) terdiri dari key isues, visi, misi, strategi dan nilai. Key issues merupakan isu-isu untuk mencapai kualitas yang diinginkan, khususnya untuk para konsumen, dimana konsumen mendapatkan kebutuhannya dan sesuai dengan ekspektasinya. Visi merupakan komitmen yang diberikan perusahaan tersebut kepada para konsumen. Misi merupakan gambaran masa depan yang ingin dicapai. Strategi merupakan cara-cara yang disiapkan untuk mengeksekusi mis tersebut. Sedangkan nilai adalah besaran untuk mengetahui kualitas yang tercapai. Siklus yang 
terkenal dalam melaksanakan TQM adalah plan, do, act dan check, atau terkenal juga dengan sebutan PDCA.

     III.       Sejarah SIx Sigma
Six sigma atau sering disebut juga 6Sigma merupakan suatu bentuk alternatif lain dari TQM. Beberapa perusahaan merasa kurang cocok untuk menggunakan TQM. Sehingga munculnya 6sigma menjadi pilihan untuk meningkatkan kualitas sebuah produk. Istilah 6sigma ini mulai terkenal pada tahun 1980an oleh perusahaan Motorola.Robert Galvin, CEO Motorola, menyadari kepentingan dari bekerja secara sistematis dengan reduksi variansi seperti yang dilakukan Jepang dalam suatu periode panjang (Bergman and Klefsjö, 2003). Bill Smith sebagai salah satu dari insinyur di Motorola, menganggap bahwa salah satu faktor penting dalam peningkatan keuntungan adalah kualitas itu sendiri. Motorola juga menyadari bahwa perbedaan yang mendasar antara perusahaan tersebut dengan perusahaan yang ada di Jepang adalah besarnya biaya produksi dan kepuasan konsumen bukan merupakan tujuan utama dari perusahaan. Sehingga dibuatlah six sigma untuk keperluan penurunan dari biaya produksi dan peningkatan produk, hal tersebut dilakukan dengan menggunakan perhitungan statistik. Dengan mengimplementasikan 6sigma perusahaan Motorola memperoleh penghargaan berupa America’s Malcolm Baldrige National Quality pada tahun 1988. Keuntungan yang didapat perusahaan Motorola yang dilaporkan pada tahun 1991 adalah USD 700 juta (Bergman and Klefsjö, 2003). Contoh lain dari penggunaan 6sigma adalah perusahaan mobil Volvo di Swedia, yang menyatakan keuntungan yang didapat setelah mengimplementasikan 6sigma program adalah sebesar 55 juta Euro untuk tahun 2000 dan 2002 (Magnusson et al., 2003).

   IV.       Definisi Six Sigma
Seperti diketahui sigma dalam statistik merupakan bentuk dari suatu standar deviasi. Sehingga six sigma dapat diartikan hasil dari proses mendekati nilai enam dikalikan dengan   sigma.  Sigma menunjukkan nilai dari DPMO atau Defectives Per Million Opportunities, jika diartikan adalah nilai kerusakan atau defect ayng mungkin muncul dalam satu juta kemungkinan atau produk. Pengertian mengenai 6sigma yang lain adalah sebagai berikut:
-          Menurut Snee (2004)
Six sigma merupakan peningkatan dari pendekatan bisnis untuk menccari dan mengeliminasi penyebab kesalahan atau defects dalam proses bisnis dengan memfokuskan pada hasil akhir proses, untuk kepentingan konsumen atau pelanggan.

-          Menruut McAdam dan Evan (2004)
Six sigma adalah sebuah filosofi dari manajemen yang berguna dan sautu  metodelogi untuk pemecahan masalah, namun bukan sistem manajemen yang menyeluruh.

-          Menurut Breyfogle et al., (2001)
Six sigma di desain untuk mengubah budaya dalam suatu organisasi atau perusahaan dengan meningkatkan keseluruhan aspek dalam suatu kegiatan bisnis.

-Menurut Pearson (2001)
Six sigma merupakan sebuah program yang mengkombinasikan perhitungan statistik paling efektif dan metode non statistik untuk melakukan bisnis secara keseluruhan.

Dari beberapa definisi tersebut,dapat dikatakan bahwa six sigma (SS) merupakan salah satu metode statistik yang digunakan untuk meningkatkan produksi, terkadang SS digunakan dengan cara mengkombinasikan antara metode statistik dan non statistik untuk keseluruhan proses bisnis, dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan dari pelanggan. 
Dalam buku What is 6 Sigma, karya Pete Pande dan Larry Holpp pengertian dari 6sigma secara umum dibagi tiga yakni :
a.       Pengukuran secara statistik dari sebuah proses atau produk
Seperti dijelaskan sebelumnya SS merupakan bentuk skala statistik. Hal ini dapat digunakan untuk pengukuran tingkat kekonsitenan dari sebuah proses dan perbandingan antara proses satu dengan proses yang lainnya. Dengan adanya SS maka dapat dilakukan penilaian tentang proses produksi yang terjadi.
b.      Target dari peningkatan performance.
SS juga dapat digunakan sebagai target dalam peningkatan produksi.  Dalam proses produksi dalam jumlah besar, kemungkinan terjadinya kecacatan dalam produk juga semakin besar. SS berfungsi sebagai target seberapa banyak produk yang boleh terjadi, yang ditujukan dengan DPMO. 
 jika perusahaan menggunakan tingkat sigma sebesar 6, hanya tiga unit produksi yang boleh memiliki kecacatan dalam satu juta unit yang diproduksi. Dengan kata lain level produk yang diterima adalah 99.9997%.
c.       Six Sigma sebagai sebuah sistem manajemen
Manajer yang memimpin perusahaan atau bisnis dapat menggunakan SS sebagai sebuah sistem , yakni mulai dari awal melakukan bisnis, proses hingga hasil yang didapatkan.


 V.        Metode DMAIC

Jika TQM memilki PDCA, maka SS memilki suatu metode yang terkenal dengan sebutan DMAIC. Dapat dikatakan bahwa DMAIC merupakan perkembangan dari PDCA. Komponen-komponen penyusun metode ini adalah: define, measure, anlyze, improve, dan control.
-          Define
Merupakan pencarian atas hal-hal yang dibutuhkan oleh konsumen dan tujuan yang ingin dicapai. Peningkatan apa yang dapat menjadi tumpuan dalam meyediakan kebutuhan konsumen tersebut.
-          Measure
Atribut apa saja yang harus di perhatikan untuk keperluan peningkatan dan proses produksi yang dilakukan.
-           Analyze
Menganalisis hasil pencarian tersebut dan kemungkinan-kemungkinan lain untuk ditingkatkan.
-          Improve
Melakukan peningkatan pross produksi untuk hal-hal yang harus ditingkatkan dengan tujuan mendapatkan hasil produksi yang lebih baik lagi.
-          Control
Merupakan proses pengaturan hal-hal terkait dengan  produksi.


VI.       Kesimpulan

Dari penjabaran diatas dapat dibuat kesimpulan bahwa pada dasarnya six sigma merupakan bentuk dari pengembangan TQM. Namun dengan adanya six sigma penilaian terhadap apakah suatu barang atau produk yang dihasilkan oleh perusahaan berkualitas atau tidak. Karena menggunakan suatu besaran statistik. Hal ini juga membantu perusahaan untuk mengukur kemampuan peningkatan kualitas yang dilakukan oleh perusahaan.

Referensi

[1]     Jens J. Dahlgaard, Kai Kristensen and Gopal K. Kanji. 2002. Fundamental of QualityManagement. Taylor & Francis: New York.
[2]     Pete Pande dan Larry Holpp. 2002. What is 6 Sigma. The McGraw-Hill Companies
[3]     Klefsjö, B., Bergquist, B. and Edgeman, RL. (xxxx) ‘ Six sigma and Total Quality Management: different day, same sout?’, Int. J. Six Sigma and Competitive Advantage, Vol. X, No.x, pp.xxx-xxx.
[4]     Srephen George and Arnold Wimerskirch.1994. Total Quality Management: strategies and techniques proven at today’s most sucessful companies, Second Edition. California: Sage Publication, page. 73John Wiley & sons, inc.




Tidak ada komentar: